Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT. Media Nusantara Citra Tbk. 2016

PT Media Nusantara Citra Tbk.




 Sejarah dan Jejak Langkah Perseroan
1987 – PT Rajawali Citra televise Indonesia (RCTI) didirikan sebagai stasiun TV swasta nasional pertama di Indonesia
1990 – PT Cipta Pendidikan Televisi Indonesia (MNCTV, sebelumnya TPI), didirikan sebagai staisun TV swasta nasional ketiga di Indonesia.
1997 – MNC didirikan sebagai perusahaan induk di bidang media berbasi iklan dan konten
2001 – MNCN mengakuisisi 70% saham Global TV
2002 – PT Global Informasi bermutu (GlobalTv) dikonsolidasikan ke MNCN
2004 – Mulai membangun pustakan konten melalui produksi in-house dan akuisisi program-program dari pihak ketiga
2005 – MNCN mulai mendistribusikan konten kepada pihak ketiga
-          Global TV memperluas cakupannya ke pasa anak muda dan keluarga muda
-          Kepemilikan MNCN dalam Global TV ditingkatkan menjadi 100%
-          Surat Kabar SINDO di dirikan
-          MNC Network didirikan dengan membawahi empat stasiun radio
-          MNCN mengakuisisi PT MNI Global, penerbit tabloid mingguan Genie

2006
-          MNCN meluncurkan MNC News
-          MNCN mengakuisisi MNCTV dan meluncurkan MNC Entertainment melalui Indovision.
-          MNCN meluncurkan tabloid Mom&Kiddie
2007
-          MNCN meluncurkan program berita online OkeZone.com
-          List di bursa efek
-          Group MNC menandatangani perjanjian dengan Linkton Ltd untuk mengakuisisi saham LinkTone minimal 51% yang merupakan sebuah perusahaan konten provider
2008
-          MNC the Indonesian Channel mulai disiarkan di Timur Tengah dengan potensi pemirsa sekitar 3.5 juta orang
2009
-          MNC vas memulai kolaborasi dengan linktone Indonesia
-          MNCN membentuk SMART Alliance bersama lima perusahaan media utama di Asia, dengan misi menciptakan manfaat-manfaat komersil bagi para anggotanya
2010
-          Linktone mengakuisisi saham Letang Game Ltd. Sebuah penyedia mobile games dari Republik Rakyat China
-          Grup MNC bersama Linktone mengakuisisi 87.5% saham Innoform Media Pte LTD. MNC mendapatkan 12.5% saham dan Linktone mendapatkan 75% besar saham.
-          Majalah Just For Kids diluncurkan
-          TPI berubah nama menjadi MNCTV
-          Stasiun V radio diluncurkan
-          Sindo Media diluncurkan sebagai platform media pertama dengan merek SINDObaru
-          Radi trijaya berubah nama menjadi Sindo baru
2012
-          MNC International Ltd. Mengalihkan seluruh kepemilikan investasinya di Linktone kepada Global Mediacom International Ltd.
-          Sindo Trijaya Networks memperluas jaringannya ke Jambi, ternate, Melawai, Kalimantan Barat, dan Bal Bau, Sulawesi Tenggara
-          Linktone mengakuisisi Okezone.com
2014
-          MNCN meluncurkan SINDO TV sebagai stasiun TV swasta keempat
2015
-          Perubahan nama SindoTV menjadi iNewsTV sebagai TV berjaringan nasional keempat yang dimiliki oleh MNCN
-          MNCN meluncurkan IBCM (Indonesia Business Capital Market)
-          RCTI mendapatkan 3 penghargaan pada Ray Morgran Custome Satisfaction award 2015
Kekuatan dari MNC group sepertinya adalah dominasi yang sangat kuat di sector media dan periklanan, anak usaha seperti RCTI, MNCTV, Global TV, dan INEWS TV (di bidang pertelevisian) dibidang percetakan, dan dibidang radio membuat MNC menjadi salah satu group media terbesar di Indonesia. Di sector pertelevisian MNC merupakan market leader dengan market share 36.3%.

Namun kelemahan MNC group adalah program-program yang disajikan adalah pihak ketiga, artinya perusahaan mengeluarkan biaya operasional yang tinggi untuk program-program yang disajikan. Hal ini tergambar sangat jelas terhadap beban program dan konten MNCN yang mencapai 2.73 trilliun rupiah naik dari sebelumnya yang hanya 2.72 trilliun rupiah.
Salah satu kekuatan lain dari MNC grup adalah kekuatan aliansi yang terbentuk tahun 2009 yaitu SMART alians hal ini akan berdampak pada kekuatan grup di ASIA. MNC grup juga mulai tayang di Timur Tengah untuk mencapai masyarakat Indonesia yang sedang berada di sana.

Kinerja Perusahaan

1.       Dari sisi Kesehatan Perusahaan

Dari sisi keamanan investasi diukur menggunakan Quick Ratio dan Cash Ratio untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang dari satu tahun.

RASIO LIKUIDITAS
2011
2012
2013
2014
2015
QUICK RATIO
3.97
4.36
3.15
6.99
4.73
CASH RATIO
0.68
0.42
0.36
1.27
0.38

Melihat data diatas kita dapat melihat bahwa perusahaan sangat mampu dalam membayar hutang jangka pendeknya. Namun dengan syarat iya menjaminkan aset lancer lain seperti piutang perusahaan. Karena quick ratio perusahaan yang tinggi diakibatkan tingginya tingkat piutang perusahaan.


2011
2012
2013
2014
2015
ARUS KAS BEBAS (FREE CASH FLOW)
781,276
896,823
736,698
(190,521)
(171,178)

Perusahaan juga memiliki arus kas bebas yang positif sejak tahun 2011 hingga 2013. Namun arus kas mulai negatif sejak tahun 2014 dan tahun 2015. Hal ini terjadi karena penurunan arus kas operasi dan terjadi peningkatan biaya modal pada kedua tahun tersebut.

                Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).


2011
2012
2013
2014
2015
DER
0.29
0.23
0.24
0.45
0.51
LTDE
0.11
0.06
0.03
0.35
0.40
Dinyatakan dalam (%)

                Perusahaan tidak memiliki masalah dalam pelunasan total hutangya. Perusahaan juga memiliki utang jangka panjang yang cukup rendah pada tahun 2015. 

2.       Pengelolaan Aset

Pada bagian ini lebih membahas tentang bagaimana perusahaan mengelola asset-aset jangka pendeknya seperti piutang dan persediaan. Rasio yang digunakan yaitu Receivable Turnover Ratio (RTR) dan Days of Sale Outstanding (DSO) kedua rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan melakukan kebijakan piutanngya dan lama rata-rata yang diberikan perusahaan kepada konsumennya.

RASIO PENGELOLAAN ASET
2011
2012
2013
2014
2015
RTR
2.26
2.07
2.02
2.10
1.91
DSO
161.20
176.44
181.13
174.08
191.04

Dinyatakan dalam (%) dan hari

Sepertinya penjualan terhadap piutang perusahaan cukup tinggi hal ini dilihat dari RTR yang cukup rendah. Perusahaan memiliki rasio penjualan dengan piutang yang cukup tinggi serta proses perputaran yang dapat dikatakan cukup tinggi yaitu 191.04 hari pada tahun 2015. DSO yang tinggi / rasio piutang yang tinggi akan meningkatkan rasio piutang tak tertagi bagi perusahaan.

3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba

Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)


2011
2012
2013
2014
2015
NI GROWTH
56.69
2.66
4.00
-32.16
ROE
16.46%
24.16%
23.37%
20.02%
13.35%
Dinyatakan dalam (%)

Perusahaan memiliki kemampuan mencetak laba yang sangat baik ROE yang dihasilkan selama 5 tahun terakhir selalu berada di atas 10%. Bahkan selama tahun 2012 hingga 2014 ROE yang dihasilkan perusahaan berada diatas sekitar 20%. Pertumbuhan laba bersih perusahaan juga cukup baik. Pertumbuhan laba bersih tertinggi dicapai pada tahun 2012 yang mencapai 56.69%.

4.       Murah atau mahal ?

Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).

BV
Rp 479
Rp 511
Rp 542
Rp  658
Rp  670
PBV
1.96
4.89
4.84
3.86
2.77
 Dinyatakan dalam (RP) >> BV

Perusahaan ini sepertinya masih terlalu mahal untuk dikoleksi saat ini nilai perusahaan ini berada di harga Rp 670 sedangkan pbvnya sudah 2.77 kali

5.       Kesimpulan

MNCN adalah sebuah perusahaan media yang sangat besar, memiliki diversifikasi yang vertical membuat perusahaan memiliki kekuatan pasar yang sangat kuat di sektornya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya market share perusahaan di tahun 2015 yang mencapai 36.3%. Perusahaan juga memiliki jaringan tv berbayar seperti Indovision yang merupakan pioneer di bisnis ini serta anak usahanya yaitu topTV yang menyasar ke kalangan menengah kebawah untuk daerah pedalaman. Kemampuan perusahaan dalam mencetak laba juga sangat baik ROE yang dicapai lebih dari 10% selama 5 tahun terakhir. Namun sepertinya SCMA lebih unggul dalam efisiensi. MNCN memiliki program unggulan yang sebagian besar berasal dari pihak ketiga serta pembelian program-program dari pihak ketiga membuat perusahaan ini memiliki biaya langsung yang cukup tinggi hal ini mengakibatkan laba bersih perusahaan sedikit tertekan.

Jika ingin memiliki sebuah perusahaan yang merupakan market leader serta memiliki diversifikasi yang kuat di sector media saya rasa MNC Grup lah jawabannya. Percetakan, Konten Online, Gaming (China), Majalah, Radio, Televisi hampir setiap peluang di sektor ini di jajal oleh MNC. Kemampuan perusahaan mencetak laba yang cukup baik serta hutang yang rendah menjadi nilai tambah bagi perusahaan ini.



Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates