Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT Surya Citra Media Tbk. 2016


Ringkasan Perusahaan
1999 – Perseroan didirikan
2002 – pengambilalihan Sham PT Surya Citra Televisi (SCTV) oleh Perseroan sebesar 99.99%
2010 – Perseroan mendirikan PT Surya Citra Pesona, bergerak dibidang jasa penyiaran telvisi dengna jangkauan wilayah gorontalo dan pembelian saham PT Banka tele vision
2013 – Penggabungan usaha antara perseroan dengan PT Indosiar Karya Mandiri Tbk.
2014 – Mendirikan PT Surya Trioptima Multikreasi dengan kepemilikan saham sebesar 60%
2015 – Mendirikan perusahaan sub holding di bidang konten, PT Indonesia Entertainmen Grup (IEG), yang memiliki sejumlah entitas anak yang bergerak di bidang rumah produksi, pembuatan dan pemasaran konten serta infrastruktur


Kunci utama perolehan pangsa pemirsa SCTV dan Indosiar adalah segmentasi pemirsa dan positioning yang sangat strategis diantara stasiun televisi lainnya.
Total Pangsa permisa kedua stasiun Televisi mencapai 29.1% dimana SCTV 15.7 % dan Indosiar 13.4%
Selama tahun 2015, SCTV mencatatkan diri sebagai posisi nomor satu pencapaian pangsa pemirsa televise mingguan sebanyak 18 kali sedangkan Indosiar dapat mencapai yang sama sebanyak 8 kali
Pada akhir 2015 perseroan mendapatkan lisensi untuk mengembangkan jaringan di propinsi Kalimantan utara
Biaya operasional hanya naik 5.8%, hal ini ditunjukkan oleh kinerja keuangan yang sangat baik oleh perusahaan.
Indosia menyajikan program berita yang memiliki slogan “Cepat, Akurat dan berimang”. Program berita indosiar lebih banyak menitikberatkan kepada program berita yang sifatnya soft news yang menyajikan berita umum dan pengarah pada permasalahan masyarakat serta diperuntukkan bagi penonton yang berada dalam batasan usia di atas 30 tahun.
1.       Secara sekilas SCTV dan Indosiar memiliki keunggulan pasar pada jangkauan pasarnya yang berbeda dibandingkan dengan pesaing sejenis yaitu jangkauan pasarnya untuk usia di atas 30 tahun.
2.       Tidak hanya jangkauan untuk diatas 30 penargetan pangsa pasar untuk anak remaja terlihat jelas dari program-programnya. Dan mampu menciptakan trendsetter di Indonesia.

  
1.       Safety First
Dari sisi keamanan investasi diukur menggunakan Quick Ratio dan Cash Ratio untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang dari satu tahun.

2011
2012
2013
2014
2015
Quick Ratio (%)
1.38
3.26
2.92
3.11
2.44
Cash Ratio (%)
0.74
1.66
1.48
1.53
0.80
Free Cash Flow (Jutaan Rupiah)
895.377
970.610
1.165.332
1.064.624
1.218.204

                Dari sisi keamanan kita dapat melihat bahwa perusahaan sangat mampu membayar hutang jangka pendeknya jika dilihat dari Quick Rationya yang berada di atas satu. Walaupun rasio kas perusahaan pada tahun 2015 kurang dari 1. Namun hal ini dapat ditoleransikan karena perusahaan mempunyai quick ratio yang tinggi dan arus kas bebas yang positif selama 5 tahun terakhir.

Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).


2011
2012
2013
2014
2015
DER
0.67
0.45
0.44
0.36
0.34
LTDE
0.02
0.21
0.18
0.13
0.09
Dinyatakan dalam (%)

                Perusahaan tidak memiliki masalah sama sekali terhadap hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek hal ini dilihat dari DER dan LTDE yang keduanya kurang 1 bahkan kurang dari 0.05 hal ini dapat dikatakan perusahaan merupakan perusahaan yang sehat dari hutang.  

2.       Pengelolaan Aset

Pada bagian ini lebih membahas tentang bagaimana perusahaan mengelola asset-aset jangka pendeknya seperti piutang dan persediaan. Rasio yang digunakan yaitu Receivable Turnover Ratio (RTR) dan Days of Sale Outstanding (DSO) kedua rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan melakukan kebijakan piutanngya dan lama rata-rata yang diberikan perusahaan kepada konsumennya.

2011
2012
2013
2014
2015
RTR
3.84
3.98
3.63
3.53
3.14
DSO
95.10
91.73
100.51
103.28
116.42
Dinyatakan dalam (%) dan hari
Setelah melihat laporan keuangan BMTR pada postingan sebelumnya sepertinya perusahaan media memiliki RTR dan DSO yang tidak jauh berbeda namun jika dibandingkan antara kedua perusahaan SCMA memiliki RTR dan DSO sedikit lebih baik dibandingkan BMTR. Untuk perbandingan pada perusahaan berikutnya MNCN akan dibahas pada postingan berikutnya.

                3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba

Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)


2011
2012
2013
2014
2015
ROE
60.67
44.18
46.10
41.79
44.67
NI Growth

28.22
9.90
13.36
4.62
Dinyatakan dalam (%)

Ada sedikit perubahan tentang pengukuran perusahaan memperoleh laba sebelumnya saya menggunakan NPM namun dirubah menjadi pertumbuhan laba bersih. SCMA memiliki prospek yang sangat baik serta kemampuannya dalam memperoleh laba sangat baik. Hal ini dilihat dari ROE perusahaan yang berada di atas 40 % selama 5 tahun terakhir bahkan di tahun 2011 ROE perusahaan mencapai 60%. Laba bersih perusahaan juga selalu bertumbuh selama lima tahun terakhir. Semakin membuat saya yakin bahwa perusahaan ini sangat mampu dalam memperoleh laba. Pencapaian ini terjadi karena rendahnya biaya operasional perusahaan.

                4.       Murah atau mahal ?
Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).


2011
2012
2013
2014
2015
BV
794
181
191
239
233
PBV
9.88
12.42
13.76
14.67
13.28
Dinyatakan dalam (RP) >> BV

Namun sayangnya perusahaan ini dapat dikatkana masih sangat mahal, hal ini dilihat dari BV dan PBV perusahaan yang berada di 233 dan 13.28 kali.

               5.       Kesimpulan

Perusahaan merupakan salah satu perusahaan televisi terbesar di Indonesia. Dengan market share terbesar kedua setelah MNC group. Perusahaan memiliki kemampuan dalam mencetak laba yang sangat baik hutang yang rendah serta biaya operasional yang murah membuat perusahaan ini bergerak sangat eifisen. Namun sayangnya perusahaan ini masih dapat dikatakan sangat mahal sebaiknya menunggu momentum yang tepat jika ingin berinvestasi pada perusahaan ini. SCTV memiliki integrasi yang kuat dibidang pertelivisan, namun ada sedikit kekurangan jika dibandingkan dengan MNC group yang mempunyai anak usaha yang terdiversifikasi lebih luas seperti adanya Indovision, Okezone dan Majalah-majalah yang telah beredar masyarakat.


Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates