Kinerja Perusahaan
1.
Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Dari sisi
keamanan investasi diukur menggunakan Quick
Ratio dan Cash Ratio untuk
mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang
dari satu tahun.
RASIO LIKUIDITAS
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
QUICK RATIO
|
-
|
0.93
|
0.92
|
0.99
|
0.57
|
CASH RATIO
|
-
|
0.52
|
0.61
|
0.73
|
0.41
|
Dinyatakan dalam (%)
Pada data diatas
tahun 2011 tidak ada karena kurangnya informasi pada utang lancar dan utang
tidak lancar perusahaan. Untuk utang jangka pendek perusahaan jika melihat dari
Quick Ratio, perusahaan cukup mampu untuk membayar hutang-hutangnya. Sedangkan jika
dilihat menggunakan cash ratio. Persuhaaan memiliki kas yang kurang bahkan
sangat kurang di thaun 2015 yang total kasnya kurang dari 0.5 dari total utang
lancarnya.
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
ARUS KAS BEBAS (FREE
CASH FLOW)
|
(1,245,368)
|
1,167,558
|
633,703
|
194,957
|
(919,407)
|
Dinyatakan dalam Rp
Melihat dari
arus kas bebas, perusahaan memiliki cukup kas bebas pada tahun 2012 hingga
tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 perusahaan memiliki arus kas negatif hal
ini cukup berdampak negatif karena dilihat dari cash ratio perusahaan yang
kurang dari 0.5 akan membuat perusahaan cukup sulit untuk membayar utang jangka
pendeknya jika menggunakan cash
Dari
sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt
Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt
Equity (LTDE).
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
DER
|
1.15
|
1.39
|
1.73
|
1.80
|
1.71
|
LTDE
|
0.00
|
0.72
|
1.01
|
1.09
|
0.93
|
Dinyatakan dalam (%)
Untuk
rasio hutang jangka panjang cukup baik dilihat dari LTDE (Long term debt to
equity) yang cukup rendah yaitu dibawah 1 pada tahun 2015. Sedangkan jika
dilihat dari total utang perusahaan terhadap ekuitas perusahan cukup tinggi yaitu
sekitar 1.71 pada tahun 2015. Namun tingginya hutang dapat dikatakan baik. Karena,
utang jangka panjang merupakan utang atas pembayaran muka konsumen atas
pembelian barang perusahaan yang belum dapat di akui sebagai pendapatan. Artinya
jika transaksi telah selesai akan menambah penjualan dan mengurangi utang
jangka panjang perusahaan.
2.
Pengelolaan Aset
Pada bagian ini
akan di update karena saya sedang mempelajari bagaimana sector property
melakukan pengelolaan aset-asetnya.
3.
Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
ROE
|
13.62%
|
13.25%
|
12.90%
|
11.63%
|
12.31%
|
GROWTH LABA BERSIH
|
-
|
22.83%
|
10.57%
|
5.77%
|
13.51%
|
Dinyatakan dalam (%)
Yang saya suka
dari perusahaan ini adalah konsistensinya dalam mencetak laba yang dilihat dari
ROE perusahaan yang selalu diatas 10% sedangkan perusahaan sangat mampu dalam
menumbuhkan laba bersih perusahaan setiap tahunya. Bahkan selama 5 tahun
terakhir laba bersih perusahaan selalu bertumbuh.
4.
Murah atau mahal ?
Mengukur mahal
atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to
book value (PBV).
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
BV
|
245
|
310
|
352
|
413
|
443
|
PBV
|
1.43
|
1.19
|
0.61
|
0.81
|
0.76
|
BV dinyatakan dalam Rp
Jika melihat
nilai intrinsic perusahaan harganya berada di kisaran 440 per lembar sahamnya. Dengan
pbv 0.76 harga pasarnya berada di Rp 334 per lembar saham. Perusahaan saya rasa
belum bisa dibilang murah. Mengingat masih terjerat kasus reklamasi yang masih
akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Bisa jadi kasus ini dapat
membuat perusahaan harganya semakin murah.
5.
Kesimpulan
Perusahaan
memiliki nilai intrinsik yang cukup baik ditahun 2015 yaitu sekitar 443
sedangkan adanya kasus reklamasi yang menjerat perusahaan sepertinya masih
dapat mempengaruhi harga saham perushaaan. Pada akhir tahun 2016 harga perusahaan
sempat menyentuh 200 yang artinya pbv perusahaan mencapai 0.5. semoga
perusahaan ini dapat semakin murah karena memiliki rasio yang cukup dari
pengembalian ekuitasnya. Pada tahun 2015 perusahaan mengalami kenaikan pendapatan, hal ini di dorong karena kenaikan signifikan pada produk rumah, kios, perkantoran, ball room, dan tanah. Sedangkan penurunan pendapatan terjadi pada penjualan apartemen dan rumah kantor. Pendapatan seperti sewa, hotel, dan lain-lain juga meningkat di tahun 2015.
Post a Comment