Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT Golden Eagle Energy Tbk 2016


PT Golden Eagle Energy Tbk


Kinerja Perusahaan
1.       Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Dari sisi keamanan investasi diukur menggunakan Quick Ratio dan Cash Ratio untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang dari satu tahun.
RASIO LIKUIDITAS
2011
2012
2013
2014
2015
QUICK RATIO
0.22
2.80
4.37
1.01
0.67
CASH RATIO
0.19
4.79
4.30
0.95
0.64
Dinyatakan dalam (%)
Berdasarkan data diatas kita dapat melihat bahwa quick ratio perusahaan pada tahun 2011 sangat memperhatinkan yaitu 0.22 dan 0.19 untuk cash ratio. Namun perusahaan perusahaan melakukan right issue pada tahun 2012 yang membuat kondisi keuangan cukup membaik. Namun pada tahun 2013 piutang yang tinggi bukan karena penjualan perusahaan melainkan karena deposito berjangka perusahaan. Perusahaan juga menambah utang yang cukup besar di tahun 2013. Tidak disebutkan untuk apa utang jangka panjang senilai $10 juta dollar.

2010
2011
2012
2013
2014
2015
ARUS KAS BEBAS (FREE CASH FLOW)
288
(787)
(7,292)
(71,280)
(52,673)
(24,384)
Dinyatakan dalam Rp
Arus kas perusahaan negatif selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2011. Walaupun perusahaan melakukan right issue perusahan melakukan pembelian aset tetap yang cukup besar di tahun 2013. Tidak disebutkan perusahaan membeli apa, namun dalam penejelasan laporan keuangan perusahaan tidak melakukan akuisisi apapun di tahun 2013.
                Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).

2010
2011
2012
2013
2014
2015
DER
-1.64
-1.50
0.08
0.35
0.58
0.79
LTDE
-0.13
-0.12
0.00
0.27
0.29
0.37
Dinyatakan dalam (%)
                Rasio hutang cukup parah di tahun 2010 dan 2011, hal ini terjadi karena defisiensi modal pada tahun tersebut. Sejak tahun 2012 perusahaan melakukan right issue yang membuat modal bertambah namun jumlah hutang meningkat. Hal ini kita dapat melihat di tahun 2012 dan 2013 terjadi meningkatan DER dan LTDE yang cukup signifikan. Perusahaan menambah hutang baik utang jangka panjang maupun jangka pendek dengan jumlah yang cukup besar jika disbanding pada tahun 2010 dan 2011.

2.       Pengelolaan Aset
Pada bagian ini lebih membahas tentang bagaimana perusahaan mengelola asset-aset jangka pendeknya seperti piutang dan persediaan. Rasio yang digunakan yaitu Receivable Turnover Ratio (RTR) dan Days of Sale Outstanding (DSO) kedua rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan melakukan kebijakan piutanngya dan lama rata-rata yang diberikan perusahaan kepada konsumennya.
RASIO PENGELOLAAN ASET
2011
2012
2013
2014
2015
RTR
31.79
4.59
5.73
4.00
0.84
DSO
11.48
79.46
63.68
91.28
436.97
Dinyatakan dalam (%) dan hari
Perusahaan dalam mengelola aset piutangnya sangat kurang hal ini berarti perusahaan mterlalu memberikan kelonggaran utang kepada konsumennya. Buruknya perusahaan dalam mengambil piutang juga terlihat di tahun 2015 DSO mencapai 436 hari artinya piutang memiliki jangka waktu hingga 1 tahun. Hal ini dapat memberi resiko piutang tak tertagih. Apa lagi jika dilihat dari jumlah piutangnya cukup besar.
3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)

2010
2011
2012
2013
2014
2015
ROE


3.21%
4.17%
-0.76%
-15.18%
Dinyatakan dalam (%)
ROE perusahaan di tahun 2010 dan 2011 sengaja dihapuskan karena perusahaan memiliki modal negatif disertai kerugian (ROE seolah-olah positif) agar tidak terjadi kerancuan data akhirnya di hapuskan. Perusahaan sangat kurang dalam memperoleh laba hal ini terlihat hanya di tahun 2012 dan 2013 perusahaan mampu mencetak laba. Sedangkan di tahun 2014 dan 2015 perusahaan kembali rugi lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
4.       Murah atau mahal ?
Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).
BV
           (199)
              (6)
         142
147
                 145
                  127
PBV
-10.94
-388.66
25.60
11.75
12.27
1.26
Dinyatakan dalam (RP) >> BV
Jika melihat dari book value perusahaan, perusahaan di hargai di harga Rp 127 per saham di tahun 2015 hal ini dapat dibilang harga yang wajar karena perusahaan dapat dibilang berfunda kurang baik. Hal ini dilihat dari kinerja perusahaan yang kurang baik walaupun ditengah kondisi ekonomi baik seperti di tahun 2011 dan tahun 2012 ketika harga batubara naik tinggi perushaaan justru mengalami kerugian.

5.       Kesimpulan
Perusahaan memiliki modal yang negatif pada tahun 2010 dan 2011, dalam hal tersebut perusahaan menanggulanginya dengna melakukan RI di tahun 2012 sehingga modlanya kembali positif. Namun sayangnya penambahan modal melalui RI terseubt kurang dimanfaatkan dengan baik. Karena keuntungan yang terjadi di tahun 2012 dan 2013 hanya sementara. Perusahaan kembali mengalami kerugian di tahun 2014 dan 2015 bisa jadi karena dampak ekonomi makro karena harga batubara turun sangat signifikan. Arus kas perusahaan juga negatif tidak di sebutkan digunakan untuk apa perolehan aset di tahun 2013.


Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates