Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT Japfa Comfeed 2016








Jejak Langkah Perusahaan yang patut di cermati

1971 – PT. Java Pelletizing Factory, Ltd. (PT Japfa) berdiri pada 18 Januari dengan berfokus pada pemasaran produk utama kopra pellet secara komersial.
1975 – Bisnis pakan ternak mulai beroperasi
1982 – Meresmikan kegiatan operasional pembibitan ayam untuk melengkapi lini bisnis pakan ternak.
1989 – Mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
1990 – Java Pelletizing Factor Ltd. Mengambil alih aset PT Comfeed Indonesia dan berubah nama menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
1992 – Mengakuisisi perusahaan pembibitan ayam dan pemrosesannya (PT Multibreeder Adirama Indonesia dan PT Ciomas Adisatwa) serta usaha tambak udang dan pemrosesannya, yaitu PT Suri Tani Pemuka
1994 – PT Multibreeder Adirama Indonesia salah satu anak perusahaan perseroan mencatatkan sahamnya di bursa efek Jakarta dan bursa efek Surabaya.
2003 – inisiasi ekspansi di seluruh Indonesia dirintis dengan membangun sejumlah feedmil baru.
2007 – Mengakuisisi PT Hidon, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam dan penetasan telur melalui PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk. Selain itu, perseroan melakukan penerbitan obligasi JAPFA 1 tahun 2007 sebesar 500 milliar.
2008 – Mengakuisisi PT Santosa Agrindo, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penggmeukan sapi terbesar di Asia Tenggara pada 15 Januari. Pada 3 September, salah satu anak perseroan. Yaitu PT Ciomas mengakuisisi PT Vaksindo Satwa Nusantara, sebuah perusahaaan yang bergerak di bidang produksi vaksi ungags dan hewan lainnya.
2011 – Mulai mefokuskan usaha di bidang agribisnis dengan meningkatkan kapasitas produksinya melalui pembangunan fasilitas produk baru.
Kinerja Perusahaan
1.       Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Dari sisi keamanan investasi diukur menggunakan Quick Ratio dan Cash Ratio untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang dari satu tahun.
RASIO LIKUIDITAS
2011
2012
2013
2014
2015
QUICK RATIO
0.63
0.64
0.81
0.57
0.52
CASH RATIO
0.27
0.25
0.40
0.16
0.17
Dalam presentase (%)


Berdasarkan data diatas kita dapat melihat perusahaan sangat kurang dalam melunasi utangnya. Kedua rasio yang digunakan baik Quick Ratio maupun Cash Ratio perusahaan dibawah 1. Untuk quick ratio dalam aktiva lancarnya baik kas maupun piutang perusahaan tidak mampu membayar hutangnya. Sedangkan jika melihat cash ratio perusahaan sangat minim bahkan hanya 0.17 dari total hutang lancer perusahaan.

2011
2012
2013
2014
2015
ARUS KAS BEBAS (FREE CASH FLOW)
(1,067,544)
(1,064,840)
(1,390,308)
(27,852)
744,436

Perusahaan juga memiliki arus kas yang negatif sejak tahun 2011 hingga tahun 2014. Perusahaan hanya memiliki arus kas yang positif pada tahun 2015. Artinya perusahaan menggunakan belanja modal lebih dari arus kas operasinya. Belanja modal perusahaan pada umumnya digunakan untuk mengakuisisi perusahaan sehingga perusahaan aktif dalam melakukan ekpansif.
                Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).

2011
2012
2013
2014
2015
DER
1.18
1.30
1.84
1.97
1.81
LTDE
0.36
0.56
1.01
1.04
0.93
Dinyatakan dalam (%)
                Perusahaan terlalu sering menambah hutangnya hal ini terlihat sejak tahun 2013 hingga 2015. Peningkatan tajam pada utang tidak lancar perusahaan pada tahun 2013 kenaikan hampir 2x lipat utang tidak lancar perusahaan. Kenaikan utang tidak lancar perusahaan terjadi karena perusahaan kembali melakukan utang obligasi yang mana utang tersebut digunakan untuk mendirikan pakan ternak dan unit pengeringan jagung serta melunasi utang 1 tahun 2007.
2.       Pengelolaan Aset
Pada bagian ini lebih membahas tentang bagaimana perusahaan mengelola asset-aset jangka pendeknya seperti piutang dan persediaan. Rasio yang digunakan yaitu Receivable Turnover Ratio (RTR) dan Days of Sale Outstanding (DSO) kedua rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan melakukan kebijakan piutanngya dan lama rata-rata yang diberikan perusahaan kepada konsumennya.

2011
2012
2013
2014
2015
RTR
#DIV/0!
21.19
19.41
19.09
19.50
DSO
#DIV/0!
17.23
18.81
19.12
18.72
Dinyatakan dalam (%) dan hari
Perusahaan memiliki ratio perputaran piutang yang sangat tinggi, hal ini mengindikasikan perusahaan sedikit sekali melakukan transaksi menggunakan piutang. Konsumen perusahaan merupakan konsumen kredible yang tidak perlu membayar dengan utang. Penarikan utangpun cukup singkat sekitar 17 hingga 19 hari. Namun perputaran piutang yang terlalu cepat dapat mengurangi minat konsumen apabila produk yang di sajikan kurang berkualitas.
3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)

2011
2012
2013
2014
2015
ROE
17.74%
22.56%
12.21%
7.27%
8.58%
GROWTH LABA BERSIH
-
60.03%
-40.38%
-39.93%
36.28%
Dinyatakan dalam (%)
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh cukup baik pada tahun 2011 hingga tahun 2013. Namun kinerja perusahaan menurun sejak tahun 2013. Walaupun penjual naik pada tahun 2013 laba bersih menurun karena terjadinya peningkatan biaya beban umum dan administrasi serta beban penjualan dan beban bunga. Begitu juga pada tahun 2014 dan 2015.
4.       Murah atau mahal ?
Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).

2011
2012
2013
2014
2015
BV
1,775
2,234
492
496
573
PBV
0.00
2.75
2.48
1.91
1.11
Dinyatakan dalam (RP) >> BV
Jika melihat BV perusahaan pada awal tahun 2015 akan sangat menarik karena pada saat itu perusahaan sempat di harga 330. Sedangkan jika pada tahun 2016 perusahaan sudah dikatakan sangat mahal karena pbv perusahaan sudah mencapai 2.60 dari nilai perusahaanya.
5.       Kesimpulan

Japfa Comfeed adalah perusahaan yang berfokus bergerak di bidang agribisnis. Dimana produknya adalah peternakan ayam, sapi, serta pakan ternak. Sejak didirikan pada tahun 1971 perusahaan bertumbuh sangat pesat. Perusahaan melakukan ekspansif dengan cara mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang sejalan dengan tujuan perusahaan. Namun sayangnya modal kerja perusahaan dan proses ekspansif perusahaan yang terlalu tidak heran jika hutang perusahaan meningkat dengan signifikan. Cash flow yang negatif serta rasio utang jangka pendek perusahaan juga berisiko. Jika perusahaan di harga seperti awal tahun 2016 mungkin saya akan tertarik. Namun jika untuk diinvestasikan seumur hidup saya rasa tidak. Karena perusahaan memiliki resiko hutang yang cukup tinggi.

Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates