Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk. 2016



Kinerja Perusahaan

1.       Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Dari sisi keamanan investasi diukur menggunakan Quick Ratio dan Cash Ratio untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang dari satu tahun.

RASIO LIKUIDITAS
2011
2012
2013
2014
2015
QUICK RATIO
1.95
0.33
CASH RATIO
0.68
0.31

Dari table diatas sangat jelas bahwa perusahaan sangat tidak mampu untuk melunasi hutangnya. Hal ini terjadi karena pada tahun 2015 perusahaan menambah utang jangka pendek kepada bank Mandiri untuk menambah modal kerja. Yang menjadi pertanyaan adalah jumlah pinjaman yang dilakukan perusahaan pada tahun 2015 yang akan berakhir pada 6 Desember 2016 itu jumlahnya 1x lipat dari utang yang ia miliki. Utang lancar naik signifikan dibandingkan tahun 2014.


2011
2012
2013
2014
2015
ARUS KAS BEBAS (FREE CASH FLOW)
Rp  -
Rp -
Rp 68,725
Rp 211,199
Rp  (187,907)

Perusahaan memiliki arus kas yang positif pada tahun 2014. Namun arus kas positif terjadi karena adanya dana IPO yang dilakukan perusahaan. Pada tahun 2015 arus kas perusahaan mulai negatif karena perusahaan melakukan pembelian anak usaha baru yait PT. Interact Corpindo.

                Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).


2011
2012
2013
2014
2015
DER
#####
#####
1.07
0.64
1.58
LTDE
#####
#####
0.45
0.29
0.61
Dinyatakan dalam (%)

                Perusahaan memiliki jumlah hutang yang cukup besar jika dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat itu, penambahan hutang yang dilakukan pada tahun 2015 membuat hutang terhadap modal meningkat signifikan. 



2.       Pengelolaan Aset

Pada bagian ini lebih membahas tentang bagaimana perusahaan mengelola asset-aset jangka pendeknya seperti piutang dan persediaan. Rasio yang digunakan yaitu Receivable Turnover Ratio (RTR) dan Days of Sale Outstanding (DSO) kedua rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan melakukan kebijakan piutanngya dan lama rata-rata yang diberikan perusahaan kepada konsumennya.

RASIO PENGELOLAAN ASET
2011
2012
2013
2014
2015
RTR
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.22
2.92
DSO
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
164.38
124.85
Dinyatakan dalam (%) dan hari

Penjualan perusahaan pada tahun 2014  dan 2015 lebih berorientasi terhadap piutang hal ini dilihat dari rasio RTR perusahaan yang sangat kecil. Cara perusahaan menagih piutang juga longgar hal ini dilihat dari DSO perusahaan yang mencapai 164 hari pada tahun 2014 dan 124 hari pada tahun 2015.

3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba

Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)


2011
2012
2013
2014
2015
NI GROWTH


33.14%
-585.48%
ROE



8.50%
-56.90%
Dinyatakan dalam (%)

Hal yang cukup aneh terjadi pada perusahaan ini, pada tahun 2015 total penjualan yang terjadi pada tahun 2015 adalah transaksi yang dilakukan terhadap pihak relasi yang merupakan anak usaha perusahaan itu sendiri. Tidak ada rincian perusahaan seperti yang ada pada gambar di laporan keuangannya. Hal ini cukup menjadi pertanyaan bagaimana perushaan mengelola perusahaannya untuk mencetak laba.

4.       Murah atau mahal ?

Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).


2011
2012
2013
2014
2015
BV
#####
#####
Rp   185
Rp    426
Rp   309
PBV
#####
#####
0.00
1.35
0.52
Dinyatakan dalam (RP) >> BV

Perusahaan ini memiliki BV 309 jika dibandingkan dengan nilai pasarnya yang hanya 50 (8 Januari 2017) terbilang murah. Namun untuk kelayakan investasi sepertinya tidak. Karena kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang kurang baik, ditambah jumlah hutang jangka pendek yang sangat tinggi membuat perusahaan ini memiliki resiko.

5.       Kesimpulan


DAJK adalah sebuah perusahaan percetakan yang cukup besar di Indonesia. Namun resiko sangat besar jika ingin berinvestasi di perusahaan ini. Pengambilan utang jangka pendek yang sangat besar pada saat kondisi perusahaan yang sedang di landa masalah membuat pertanyaan besar untuk manajemennya. Apalagi penggunaan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi seperti pembelian bebeberapa mobil mewah. Yang menjadi pertanyaan besar adalah penambahan penjualan perusahaan, jika melihat foot notes laporan keuangan perusahaan transaksi penjualan perusahaan hanya terjadi pada anak perusahaan itu sendiri artinya masuk kantong kanan keluar kantong kiri. 


Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates