PT. Harum Energy Tbk.
1. Safety
First
Dari sisi
keamanan investasi diukur menggunakan Quick
Ratio dan Cash Ratio untuk
mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang
dari satu tahun.
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
Quick Ratio
|
2.09
|
2.16
|
2.84
|
2.99
|
|
Cash Ratio
|
1.55
|
1.51
|
2.20
|
2.56
|
Dinyatakan
dalam (%)
PT. Harum
Energy Tbk. Merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar d Indonesia. Sejak
tahun 2013 perusahaan mulai mengalami kemunduruan akibat ditekan oleh keadan
ekonomi global serta menurunnya harga batubara yang menjadi bisnis utama dari
perusahaan. Keunggulan perusahaan adalah keuangan yang sehat. Hal ini sangat
tergambar pada Quick Ratio dan Cash Ratio perusahaan yang sangat tinggi. Perusahaan
tidak memiliki masalah terhadap utang jangka pendek karena memiliki cash yang
sangat banyak.
Dari sisi
keamanan jangka panjang dilihat dari Debt
Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt
Equity (LTDE).
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
DER
|
0.31
|
0.26
|
0.22
|
0.23
|
0.11
|
LTDE
|
0.00
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
Dinyatakan
dalam (%)
Perusahaan
memiliki kondisi keuangan yang baik bahkan melihat dari utang jangka panjangnya
perusahaan ini hampir tidak memiliki utang sama sekali di ukur dengan rasio
LTDE yang hanya 0.01 bahkan tahun 2015 perusahaan tidak melakukan pinjaman atau
hutang untuk jangka panjang.
2.
Pengelolaan Aset
Pada bagian ini
lebih membahas tentang bagaimana perusahaan mengelola asset-aset jangka
pendeknya seperti piutang dan persediaan. Rasio yang digunakan yaitu Receivable Turnover Ratio (RTR) dan Days of Sale Outstanding (DSO) kedua
rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan melakukan kebijakan
piutanngya dan lama rata-rata yang diberikan perusahaan kepada konsumennya.
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
RTR
|
24.11
|
16.56
|
15.78
|
11.30
|
|
DSO
|
15.14
|
22.04
|
23.13
|
32.31
|
Dinyatakan dalam (%)
Pada table diatas
kita dapat melihat bahwa perusahaan memiliki transaksi piutang yang kecil hal
ini diukur dengan menggunakan RTR yang cukup tinggi pada tahun 2011 dan kemudian
menurun hal ini diperkirakan karena terjadinya penurunan harga batubara
sehingga perusahaan melonggarkan piutangnya. Periode penarikan piutang
perusahaan juga cukup ketat yaitu sekitar 1 bulan. Dilihat dari rasio DSO pada
tahun 2014 yang mencapa 32 hari.
3. Kemampuan
Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM).
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
ROE
|
50.01
|
32.72
|
12.55
|
0.72
|
-5.53
|
NPM
|
24.38
|
15.50
|
5.92
|
0.55
|
-7.62
|
Dinyatakan
dalam (%)
Kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba pada saat harga batubara naik sangat baik
bahkan return on equity pada tahun 2011
sangat tinggi mencapai 50% terhadap modalnya. Sedangkan pendapatan laba bersih
terhadap penjualannya mencapai 24.38%. Sehingga tidak heran jika perusahaan
masuk sebagai kategori perusahaan dengan return
on investment terbaik menurut majalah forbes. Penurunan pendapatan pada
tahun 2014 dan 2015 yang cukup signifikan diakbiatkan oleh penurunan harga
batubara dan penutupan perusahaan joint venture dengan PT. Petrosea Tbk. Yaitu PT.
Santan Batubara (SB) pada Maret 2014.
4. Murah
atau mahal ?
Mengukur mahal
atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to
book value (PBV).
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
BV
|
1.317
|
1.543
|
1.792
|
1.659
|
1.864
|
PBV
|
5.20
|
3.89
|
1.53
|
1.00
|
0.36
|
Dinyatakan
dalam (RP) >> BV
Perusahaan
memiliki nilai valuasi yang cukup murah pada akhir tahun 2015. Nilai perusahaannya
berada di harga Rp 1.864 per lembar saham. Tapi jika ditambahkan dengan
persediaan kas yang besar sehingga perusahaan memiliki kinerja keuangan yang
sehat. Serta perusahaan memiliki anak perusahaan di Australia yang menjadi
nilai tambah bagi perusahaan. Terhitung pada tanggal 28 Desember 2016 PBV perusahaan sebesar 1.13x walaupun sudah
diatas nilai intrinsiknya membaiknya harga batubara akan berdampak baik pada
kinerja perusahaan di tahun berikutnya.
5. Kesimpulan
PT. Harum
Energy Tbk. Merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Memiliki
kinerja keuangan yang sehat serta utang yang kecil membuat perusahaan memiliki
resiko yang kecil. Namun jika dilihat pada laporan keuangan tahun 2014
perusahaan tidak melakukan asuransi pada asetnya. Mungkin akan memberi sedikit
resiko pada perusahaan jika terjadi kerusakan terhadap aset-asetnya. Membaiknya
harga batubara juga belum dapat diperkirakan akan berlangsung sampai kapan. Belum
diaktifkannya kembali PT. Santan Batubara (SB) mungkin akan berdampak terhadap
kinerja perusahaan. Dari sisi operasional perusahaan memiliki kebijakan piutang
yang cukup ketat. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif hal ini berarti
perusahaan memiliki konsumen yang kredible yang mampu membayar tanpa melakukan
utang yang terlalu besar disisi lain perusahaan harus bersaing dengan
perusahaan sejenis yang memberi kelonggaran utang terhadap konsumennya.
Sedangkan berdasarkan valuasi perusahaan bisa dibilang murah melihat membaiknya
harga batubara saat ini akan berdampak pada kinerja perusahaan.
Post a Comment