Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT Lippo Karawaci Tbk 2016






Jejak Perusahaan
1990
-   Didirikan dengan nama PT Tunggal Reksakencana
1993
-   Memulai pembangunan kota mandiri Lippo Village, berlokasi di Tangearng, sekitar 30 kilometer sebelah barat Jakarta.
-   Memulai pembangunan kota mandiri Lippo Cikarang, proyek pengembangan real estat dan kawasan industry terpadu di Cikarang, sekitar 40 kilometer sebelah timur Jakarta
1997
-   Memulai pembangunan kota mandiri Tanjung Bunga, proyek pengembangan real estat terpadu dan terbesar di Kawasan Indonesia Timur
2004
-   Melakukan penggabungan 8 perusahaan property terkait menjadi PT Lippo Karawaci Tbk, perusahaan property terbesar dengan tiga pilar bisnis Housing & Land Development, Healthcare dan Hospitality & Infrastructure
2007
-   Meluncurkan San Diego Hills memorial Park & Funeral Homes di Karawang, Jawa Barat
-   Meluncurkan proyek superblock Kemang Village di Jakarta Selatan
2008
-   Meluncurkan The St. Moritz Penthouses & Residences, proyek superblock di Jakarta Barat.
-   Membuka Mal Pejaten Village di Jakarta Selatan, leased mall pertama perseroan.
2009
-   Membagi unit usaha menjadi enam pilar utama untuk memperkuat struktur bisnis: Urban Development, Retail Malls, Healthcare, Hospitality & Infrastructure, Property & Portofolio Management.
-   Membuka Mal PX Pavillion @The St. Moritz

Kinerja Perusahaan
1.       Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Pada perusahaan ini saya tidak dapat menemukan data yang jelas tentang persediaan yang merupakan salah satu komponen penting untuk menghitung quick ratio dan cash ratio. Akhirnya saya memutuskan untuk menghapuskan pada perusahaan ini.

2011
2012
2013
2014
2015
ARUS KAS BEBAS (FREE CASH FLOW)
(49,929)
1,288,793
(2,078,824)
786,471
(2,710,700)
Dinyatakan dalam Rp
Dari sisi arus kas bebas perusahaan, perusahaan beberapa kali memiliki arus kas yang negative pada tahun 2011, 2013 dan 2015. Hal yang menarik dari LPKR adalah manajer bersikap jujur untuk menyatakan bahwa perusahaanya mengalami masalah pendanaan. Dimana perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk melakukan ekspansi dan melakukan kegiatan operasi.

                Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).

2011
2012
2013
2014
2015
DER
0.94
1.17
1.21
1.15
1.18
LTDE
0.00
0.86
0.87
0.82
0.93
Dinyatakan dalam (%)
                Rasio utang terhadap ekuitas perusahaan tidak terlalu tinggi namun tidak terlalu rendah berada di kisaran 0.9 – 1.2. Namun yang menarik pada tahun 2012 dan 2014 total utang lancar sebagian besarnya merupakan uang muka pelanggan yang memiliki kesempatan menjadi pendapatan di masa datang. Untuk utang jangka panjang perusahaan bias dikatakan baik karena masih dibawah 1.

2.       Pengelolaan Aset
Pada bagian ini akan di update karena saya sedang mempelajari bagaimana sector property melakukan pengelolaan aset-asetnya.

3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)

2011
2012
2013
2014
2015
ROE
7.53
9.24
8.66
14.51
2.83
GROWTH LABA PEMILIK
-
49.69
15.86
108.11
(79.06)
Dinyatakan dalam (%)
Perusahaan memiliki kemampuan memperoleh laba yang dibilang standar. Karena dibawah 10%, beberapa pesaing diperiode yang sama memiliki pengembalian ekuitas yang lebih baik. Walaupun laba bersih pemilik perusahaan meningkat dengna signifikan di tahun 2014. Perusahaan memiliki biaya operasional yang cukup tinggi sehingga mengurangi pendapatan bersih perusahaan.

4.       Murah atau mahal ?
Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).

2011
2012
2013
2014
2015
BV
408
497
614
764
820
PBV
1.62
2.01
1.48
1.34
1.68
BV dinyatakan dalam Rp
Jika melihat dari nilai perusahaan sepertinya perusahaan dihargai cukup mahal pada akhir tahun 2015 yaitu 1.68 kali dari nilai intrinsiknya.
5.       Kesimpulan
LPKR merupakan salah satu bisnis property besar di Indonesia. Ada beberapa point penting yang harus ditandai di perusahaan ini. Perusahaan memiliki arus kas yang negative selama beberapa periode termasuk 2015. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba juga dibilang biasa saja, dibawah 10% sedangkan beberapa perusahaan yang sudah cek memiliki rata-rata ROE diatas 10% pada periode yang sama. Hutang perusahaan cukup tinggi serta perusahaan tidak memiliki pendanaan internal. Artinya perusahaan ini melakukan ekspansi dan kegiatan operasional menggunakan dana eksternal. Yang uniknya lagi adalah perusahaan tidak menganggarkan belanja modal untuk investasi pada tahun 2012 hingga tahun 2015.


Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates