Di bulan Agustus ini, saya belajar banyak hal serta bertemu banyak orang yang sudah memperoleh keuntungan dalam membeli saham, ada juga yang mengalami kegagalan.
Namun pada bulan ini saya berfokus pada pembelajaran, sebenarnya apa yang menggerakkan harga saham di pasar?
Saya sendiri, belum menemukan jawaban pastinya namun ada beberapa gambaran dari para ahli yang mungkin bisa dijadikan patokan dan tentu saja saya bandingkan dengan apa yang sebenarnya terjadi di pasar. Kenapa hal ini menjadi fokus saya di bulan Agustus ini. Karena, banyak saham yang berfundamental tidak baik tetapi mengalami kenaikan. Sedangkan saham perusahaan yang berfundamental baik cenderung stagnan.
Saya mengambil tema ini, gara-gara membaca bukunya One Up on Wall Street karya Peter Lynch dan John Rotchild. Pada bab pertamanya ia berkata, bahwa terkadang apa yang kita percayai sebagai penyebabnya bukan lah penyebab yang sebenarnya. Dia menggambarkan dengan sederhana, yaitu dulu umat manusia percaya bahwa matahari terbit karena ayam berkokok. Karena manusia melihat pola bahwa setiap hari matahari selalu terbit ketika ayam berkokok di pagi hari. Terdengar bodohkan? Tetapi itu benar-benar terjadi.
Lalu sebenarnya, apa yang membuat saham itu mengalami kenaikan? Saya masih mendalaminya dari beberapa sisi, yaitu sisi teknikal dan fundamental, makro ekonomi, dan rumor. Sebenarnya yang terakhir agak maksa tapi cukup menarik untuk diperbincangkan.
Saya mengambil tema ini, gara-gara membaca bukunya One Up on Wall Street karya Peter Lynch dan John Rotchild. Pada bab pertamanya ia berkata, bahwa terkadang apa yang kita percayai sebagai penyebabnya bukan lah penyebab yang sebenarnya. Dia menggambarkan dengan sederhana, yaitu dulu umat manusia percaya bahwa matahari terbit karena ayam berkokok. Karena manusia melihat pola bahwa setiap hari matahari selalu terbit ketika ayam berkokok di pagi hari. Terdengar bodohkan? Tetapi itu benar-benar terjadi.
Lalu sebenarnya, apa yang membuat saham itu mengalami kenaikan? Saya masih mendalaminya dari beberapa sisi, yaitu sisi teknikal dan fundamental, makro ekonomi, dan rumor. Sebenarnya yang terakhir agak maksa tapi cukup menarik untuk diperbincangkan.
Dari sisi Teknikal vs Fundamental
Dari sisi ini, saya memperhatikan mana yang lebih baik apakah teknikal atau fundamental, tentu saja hal ini sangat sulit untuk dibandingkan. Karena, horizon antara kedua analisis ini sangatlah jauh berbeda. Dari teknikal tentu saya menggunakan trading plan yang dari dulu saya gunakan. Well, seperti analisis pada umumnya terkadang kita benar dan terkadang kita bisa salah. Tetapi bukan berarti saya membeli dan saham ini berdasarkan analisis teknikal. Tetapi dalam proses penelitian ini, saya membeli menggunakan analisis fundamental namun, memperhatikan apakah ada pola-pola teknikal terjadi.
PT. Global Mediacom Tbk. (BMTR)
Alasan saya membeli saham ini sangat sederhana, yaitu berdasarkan laporan keuangan quartal ketiga 2016 perusahaan mencatatkan arus kas operasi yang positif yaitu sebesar Rp 542 miliar (Kas Bersih diperoleh dari aktivitas operasi dikurangi perolehan aset tetap). Sedangkan secara tahunan perusahaan membukukan arus kas bersih Rp 2,92 triliun. Hal ini berarti sejak 4 tahun terakhir ini adalah aruskas positif pertama yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena jika melihat data historis pada tahun 2011 dengan kejadian yang sama harga saham perusahaan naik dari Rp 990 menjadi Rp 2400 pada tahun 2012, Menarik! Sayangnya saya tidak memgang lama saham ini karena pada triwulan satu membukukan laporan keuangan yang mengecewakan.
Triwulan III 2016
Tahun 2016
grafik chartnexus
Nah itu adalah penjabaran pembelian saya menggunakan analisis fundamental. Seperti kita lihat gambar diatas saya membeli menggunakan analisis fundamental jadi tidak melihat gambaran dari analisis teknikal sama sekali. Saya membeli di harga Rp 600 dan kembali lagi membeli di harga Rp 505 sehingga average saya saat itu adalah Rp 530.
Sedangkan perbandingan harga dengan analisis teknikal tergambar pada saat saya membeli indikator bollinger band mengalami squeeze dan siap untuk naik.
Sayangnya saat itu ada beberapa berita yang tidak menarik, seperti dikeluarkannya BMTR dari LQ45 dan kasus HT yang katanya mendatangi Antasari sebelumnya dirinya dipenjara. Liat pada bulan April 2017. Harga saham sideways tetapi indikator MACD mengalami divergence positif dan tanda-tanda akan mengalami kenaikan. Harga sahamnya sempat mencapai Rp 700 rupiah. Kenaikan ini diikuti dengan inflow asing yang cukup besar saat itu Merril Lynch salah satu pemborong yang cukup banyak. Sedangkan saya menjual di bulan Juni karena saat itu laporan keuangan Triwulan 1 keluar dan hasilnya mengecewakan. Dan ternyata harga sahamnya turun.
Jadi sebenarnya teknikal atau fundamental kah yang membuat saham BMTR naik? Lalu kenapa saham mengalami penurunan ketika laporan keuangannya semakin turun dan berbarengan dengan sinyal beli dan sinyal jual dari analisis teknikal?
Karena saya sendiri sedang belajar menjadi seorang fundamental, tidak banyak saham yang saya beli tahun ini. Tapi masih ada beberapa saham yang akan saya bahas dengan sisi yang berikutnya yang akan berlanjut pada postingan yang berikutnya.
Post a Comment