Jejak Perusahaan
· 1994 – Perusahana didirikan
· 1994 – 2002 – Mendaptkan hak pengembangan untuk
tambahan lahan di Serpong
· 1998 – Perusahaan berhasil melalui krisis moneter
yang melanda Indonesia
· 2007 – ASRI mencatatkan sahamnya di BEI
· 2007-2008 – Peluncuran cluster perumahan dan ruko
· 2009 – Akses tol Jakarta-Merak ke Alam Sutera resmi
dibuka
· 2010 – Pembukaan pasar 8, sebuah kompleks pasar
tradisonal berkonsep modern
· Pemancangan awal T9, sebuah kawasan gudang multi
guna
· Pendirian awal Mall @Alam Sutera, Silkwood
Residences dan Synergy Building
· 2011 – Perusahaan membeli 6 hektar lahan di sanur
bali
· 2012 – Mengakuisisi 90.3% saham PT Garuda Adhimatra
Indonesa, pemegang hak atas tanah yang terletak di Taman Garuda Wisnu Kencana di Bali
Mendatangani
perjanjian untuk mengakuisisi 2 properti di kawaasan pusat bisnis Jakarta.
· 2013 – Perusahaan menerbitkan obligasi besar US$ 235
Juta dengan jatuh tempo pada tahun 2020
· 2014 – Menerbitkan obligasi sebesar US$ 225 juta
dengan tenor 5 tahun
Kinerja Perusahaan
1.
Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Dari sisi
keamanan investasi diukur menggunakan Quick
Ratio dan Cash Ratio untuk
mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang
dari satu tahun.
RASIO LIKUIDITAS
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
QUICK RATIO
|
-
|
0.67
|
0.41
|
0.67
|
0.29
|
CASH RATIO
|
-
|
0.64
|
0.36
|
0.45
|
0.25
|
Dinyatakan dalam (%)
Jika melihat
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya sangatlah kurang
dilihat dari sisi manapun baik quick ratio maupun cash ratio perusahaan
memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam membayar hutang jangka pendeknya. Salah
satu penyebabnya adalah utang obligasi perusahaan yang cukup tinggi sejak tahun
2013 perusahaan mengeluarkan obligasi untuk pengembangan serta pembelian lahan.
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
ARUS KAS BEBAS (FREE
CASH FLOW)
|
1,219,786
|
1,857,464
|
2,212,030
|
474,028
|
404,657
|
Dinyatakan dalam Rp
Melihat dari
sisi arus kas bebas perusahaan. Perusahaan selalu memiliki arus kas yang
positif baik sejak tahun 2011 hingga tahun 2015. Namun sayangnya jumlah arus
kas menurun secara signifikan hal ini terjadi karena menurunya pendapatan arus
kas operasi perusahaan yang disebabkan oleh meningkatnya meningkatnya
pembayaran kas kepada kontraktor, pemasok, dan operasional.
Dari
sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt
Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt
Equity (LTDE).
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
DER
|
1.16
|
1.31
|
1.71
|
1.66
|
1.83
|
LTDE
|
0.00
|
0.64
|
1.01
|
1.22
|
1.27
|
Dinyatakan dalam (%)
Rasio
hutang perusahaan juga kian meningkat baik total hutang terhadap ekuitas maupun
hutang jangka panjangnya terhadap ekuitas. Total utang terhadap ekuitas
perusahaan berada pada angka yang sangat tinggi mencapai 1.83 dari total ekuitasnya
perusahaan harus berhati-hati terhadap utang karena akan mempengaruh kinerja
perusahaan. Apalagi ada beberapa obligsi yang jatuh tempo pada tahun 2017.
2.
Pengelolaan Aset
Pada bagian ini
akan di update karena saya sedang mempelajari bagaimana sector property
melakukan pengelolaan aset-asetnya.
3.
Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
ROE
|
21.63
|
25.70
|
16.68
|
18.47
|
10.36
|
GROWTH LABA BERSIH
|
-
|
101.76
|
-26.85
|
32.31
|
-41.86
|
Dinyatakan dalam (%)
Perusahaan
memiliki kemampuan memperoleh laba yang sangat baik, hal ini dilihat dari ROE
perusahaan yang selalu diatas 10%. Walaupun tetap positif ditahun 2013 dan 2015
perusahaan mengalami penurunan laba bersih dan di tahun 2015 perusahaan
mengalami penurunan penjualan.
4.
Murah atau mahal ?
Mengukur mahal
atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to
book value (PBV).
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
BV
|
142
|
241
|
271
|
324
|
336
|
PBV
|
3.24
|
2.49
|
1.64
|
1.73
|
1.02
|
BV dinyatakan dalam Rp
Nilai intrinsic
perusahaan selalu bertumbuh selama 5 tahun terakhir artinya perusahaan selalu
menambah modal perusahaan sehingga perusahaan selalu berkembang. Pada tahun
2015 perusahaan dihargai tidak cukup mahal yaitu sekitar pbvnya 1.02 dari nilai
intrinsiknya.
5.
Kesimpulan
ASRI memiliki
kemampuan yang cukup baik dalam memperoleh laba selalu diatas 10% jika melihat
ROE perusahaan. Namun pada tahun 2015 perusahaan mengalami penurunan penjualan
serta laba bersih. Ada beberapa factor yang mungkin menyebabkan penurunan
penjualan laba bersih perusahaan salah satunya adalah kondisi ekonomi yang
kurang baik serta tingkat konsumsi perusahaan yang menurun. Dari sisi valuasi
perusahaan saat ini perusahaan tidak dapat dikatakan murah maupun mahal berada
harga berada di harga wajarnya.
Post a Comment