Top Menu

Search This Blog

Valuasi PT Alam Sutera Tbk 2016





Jejak Perusahaan

· 1994 – Perusahana didirikan
· 1994 – 2002 – Mendaptkan hak pengembangan untuk tambahan lahan di Serpong
· 1998 – Perusahaan berhasil melalui krisis moneter yang melanda Indonesia
· 2007 – ASRI mencatatkan sahamnya di BEI
· 2007-2008 – Peluncuran cluster perumahan dan ruko
· 2009 – Akses tol Jakarta-Merak ke Alam Sutera resmi dibuka
· 2010 – Pembukaan pasar 8, sebuah kompleks pasar tradisonal berkonsep modern
· Pemancangan awal T9, sebuah kawasan gudang multi guna
· Pendirian awal Mall @Alam Sutera, Silkwood Residences dan Synergy Building
· 2011 – Perusahaan membeli 6 hektar lahan di sanur bali
· 2012 – Mengakuisisi 90.3% saham PT Garuda Adhimatra Indonesa, pemegang hak atas tanah yang terletak di Taman Garuda Wisnu  Kencana di Bali
          Mendatangani perjanjian untuk mengakuisisi 2 properti di kawaasan pusat bisnis Jakarta.
· 2013 – Perusahaan menerbitkan obligasi besar US$ 235 Juta dengan jatuh tempo pada tahun 2020
· 2014 – Menerbitkan obligasi sebesar US$ 225 juta dengan tenor 5 tahun

Kinerja Perusahaan
1.       Dari sisi Kesehatan Perusahaan
Dari sisi keamanan investasi diukur menggunakan Quick Ratio dan Cash Ratio untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar hutang jangka pendek yang kurang dari satu tahun.
RASIO LIKUIDITAS
2011
2012
2013
2014
2015
QUICK RATIO
-
0.67
0.41
0.67
0.29
CASH RATIO
-
0.64
0.36
0.45
0.25
Dinyatakan dalam (%)
Jika melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya sangatlah kurang dilihat dari sisi manapun baik quick ratio maupun cash ratio perusahaan memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam membayar hutang jangka pendeknya. Salah satu penyebabnya adalah utang obligasi perusahaan yang cukup tinggi sejak tahun 2013 perusahaan mengeluarkan obligasi untuk pengembangan serta pembelian lahan.

2011
2012
2013
2014
2015
ARUS KAS BEBAS (FREE CASH FLOW)
      1,219,786
1,857,464
         2,212,030
474,028
404,657
Dinyatakan dalam Rp
Melihat dari sisi arus kas bebas perusahaan. Perusahaan selalu memiliki arus kas yang positif baik sejak tahun 2011 hingga tahun 2015. Namun sayangnya jumlah arus kas menurun secara signifikan hal ini terjadi karena menurunya pendapatan arus kas operasi perusahaan yang disebabkan oleh meningkatnya meningkatnya pembayaran kas kepada kontraktor, pemasok, dan operasional.
                Dari sisi keamanan jangka panjang dilihat dari Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt Equity (LTDE).

2011
2012
2013
2014
2015
DER
1.16
1.31
1.71
1.66
1.83
LTDE
0.00
0.64
1.01
1.22
1.27
Dinyatakan dalam (%)
                Rasio hutang perusahaan juga kian meningkat baik total hutang terhadap ekuitas maupun hutang jangka panjangnya terhadap ekuitas. Total utang terhadap ekuitas perusahaan berada pada angka yang sangat tinggi mencapai 1.83 dari total ekuitasnya perusahaan harus berhati-hati terhadap utang karena akan mempengaruh kinerja perusahaan. Apalagi ada beberapa obligsi yang jatuh tempo pada tahun 2017.

2.       Pengelolaan Aset
Pada bagian ini akan di update karena saya sedang mempelajari bagaimana sector property melakukan pengelolaan aset-asetnya.

3.       Kemampuan Perusahaan Memperoleh Laba
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba menggunakan dua indicator yaitu Return on Equity (ROE) dan Pertumbuhan laba bersih (NI Growth)

2011
2012
2013
2014
2015
ROE
21.63
25.70
16.68
18.47
10.36
GROWTH LABA BERSIH
-
101.76
-26.85
32.31
-41.86
Dinyatakan dalam (%)
Perusahaan memiliki kemampuan memperoleh laba yang sangat baik, hal ini dilihat dari ROE perusahaan yang selalu diatas 10%. Walaupun tetap positif ditahun 2013 dan 2015 perusahaan mengalami penurunan laba bersih dan di tahun 2015 perusahaan mengalami penurunan penjualan.

4.       Murah atau mahal ?
Mengukur mahal atau murahnya perusahaan menggunakan indicator Book Value (BV) dan Price to book value (PBV).

2011
2012
2013
2014
2015
BV
142
241
271
324
336
PBV
3.24
2.49
1.64
1.73
1.02
BV dinyatakan dalam Rp
Nilai intrinsic perusahaan selalu bertumbuh selama 5 tahun terakhir artinya perusahaan selalu menambah modal perusahaan sehingga perusahaan selalu berkembang. Pada tahun 2015 perusahaan dihargai tidak cukup mahal yaitu sekitar pbvnya 1.02 dari nilai intrinsiknya.
5.       Kesimpulan
ASRI memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memperoleh laba selalu diatas 10% jika melihat ROE perusahaan. Namun pada tahun 2015 perusahaan mengalami penurunan penjualan serta laba bersih. Ada beberapa factor yang mungkin menyebabkan penurunan penjualan laba bersih perusahaan salah satunya adalah kondisi ekonomi yang kurang baik serta tingkat konsumsi perusahaan yang menurun. Dari sisi valuasi perusahaan saat ini perusahaan tidak dapat dikatakan murah maupun mahal berada harga berada di harga wajarnya.


Post a Comment

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates