PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Visi Perusahaan :
Menjadi perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara
Misi Perusahaan :
- Berkinerja berdasarkan atas peningkatan Corporate Value secara incorporated
- Melakukan proses pembelajaran dalam mencapai pertumbuhan
- Menerapkan Corporate Culture yang simple tapi membumi / dilaksanakan
- Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance, mendukung pertumbuhan perusahaan
- Partisipasi aktif dalam program kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan corporate social responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan
Sekilas Perusahaan / Jejak Langkah Perusahaan :
- PN Adhi Karya menasionalisasikan dari Dutch Company Associate N.V (1960)
- PN Adhi karya berubah menjadi PT Adhi Karya (Persero) (1974)
- PT Adhi Karya (persero) merupakan konstruksi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Maret 2004
- Pendirian Anak Perusahaan :
- Adhi Persada Properti (APP)
- Adhi Persada Realti (APR)
- Mou Transportasi Massal BUMN, Pembangunan Grandhikaa Hotle Blok M, Pembangunan Pabrik Precast (2013)
- Pendirian Anak Perusahaan :
- Adhi Persada Gedung (APG)
- Adhi Persada Beton (APB)
- Memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Pembangunan Light Rail Transit (LRT) beserta stasiun dan property pendukung
- Pembangunan Proyek LRT beserta stasiun dan properti pendukung
Keunggulan Perusahaan :
- Perusahaan Konstruksi milik pemerintah sehingga akan mendapatkan "job" tambahan dari pemerintah seiring dibangunnya infrastruktur negara.
- dilakukannya PMN (penyertaan modal negara) di tahun 2015 memperkuat permodalan perusahaan
Profitabilitas :
Dari sisi profitabilitas
(Laba Terhadap Ekuitas) pengembalian laba bersih terhadap modal perusahaan
dinilai cukup baik yaitu diatas 10% bahkan selalu diatas 15% selama tahun 2011.
Namun pencapaian kinerja perusahaan (ROE yang diatas 15%) tercapai karena modal
yang dimiliki perusahaan sangatlah rendah artinya return tinggi yang dihasilkan
perusahaan terjadi karena meningkatnya utang perusahaan.
Dari sisi Laba
Diatahan terhadap penjualan perusahaan kurang maksimal. Perusahaan kurang baik
dalam menerapkan 2 banding satu atas laba ditahan. Pada tahun 2013 misalnya
laba ditahan perusahaan mencapai 900 Milyar. Namun pertumbuah penjuaaln ditahun
2014 mulai menurun. Salah satu penyebabnya pertumbuhan ekonomi saat itu yang
melambat.
Solvabilitas :
Untuk rasio likuiditas
perusahaan, perusahaan memiliki tingkat utang yang selalu meningkat. Tingkat utang
terhadap ekuitas perusahaan bahkan diatas 5 kali modalnya menurunnya rasio ini pada
tahun 2015 diakibatkan perusahaan menerima tambahan modal dari pemerintah. Hal ini
berarti operasional perusahaan lebih dominan menggunakan utang.
Likuiditas
Untuk kemampuan perusahaaan
dalam membayar utang jangka pendeknya perusahaan memiliki asset lancar yang
cukup untuk membayar utang lancarnya.
Post a Comment