PT Matahari Departement Store Tbk.
Rasio ProfitabilitasLaba Terhadap Ekuitas
PT Matahari Departemen Store (LPPF) memiliki kemampuan laba yang cukup menarik. Kita dapat melihat bahwa perusahaan mampu meningkatkan pertumbuhan laba pemilik perusahaan setiap tahun sejak tahun 2011. Kita juga dapat melihat bahwa perusahaan memiliki modal yang negative pada tahun 2011 hingga tahun 2013 hal ini terjadi karena pada tahun 2011 perusahaan secara efektif melakukan merger dengan PT Meadow Indonesia (MI) yang mengakibatkan adanya selisih antara harga pengalihan yang dibayar saat MI mengakuisisi perseroan dan nilai asset bersih MI pada tanggal akuisisi yang timbul dari transaksi entitas sepengendali dicatat dalam “Selisih Nilai transaksi Restrukturisasi Entitas Pengendali” sehingga perusahaan memiliki ekuitas yang negative.
Laba Ditahan Terhadap Penjualan
Dari grafik disamping kita dapat melihat bahwa perusahaan mampu mengubah laba ditahan menjadi laba. Hal ini dilihat dari laba ditahan perusahaan mampu meningkatkan penjualan tiap tahun serta memiliki pertumbuhan laba pemilik yang bertumbuh dengan baik.
Rasio Solvabilitas
Utang Terhadap Ekuitas
Perusahaan tidak hanya memiliki arus kas yang positif tiap tahunnya. Setiap belanja modal perusahaan mampu menghasilkan laba yang bertumbuh sehingga tidak heran jika utang perusahaan mengalami penurunan sejak tahun 2011 hingga tahun 2015. Modal perusahaan juga mulai positif sejak tahun 2014 saat diberlakukannya format laporan keuangan baru dengan cara memindahkan restrukturisasi utang sepengendali dan memindahaknnya ke modal setor.
Rasio Likuiditas
Namun sayangnya perusahaan memiliki sedikit masalah terhadap rasio likuiditasnya. Perbandingan antara asset lancar dan utang lancarnya kurang dari satu. Serta jika melihat dari sisi Quick Ratio perusahaan memiliki Quick Ratio yang menurun sejak 2011. Tetapi Jumlah asset lancar perusahaan terus meningkat setiap tahun.
Valuasi
Dari sisi valuasi perusahaan, menggunakan Discounted Cash Flow untuk melihat nilai perusahaan dengan menggunakan arus kas perusahaan yang dinilai berdasarkan laba pemilik perusahaan pada tahun terakhir 2015. Dengan tingkat suku bunga obligasi bebas resiko 0.0875 atau 8.75% dan apabila perusahaan mampu mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 20% setiap tahun dan mengalami pertumbuhan melambat hingga 5% pada tahun ke-6. Maka ditemukan bahwa nilai perusahaan sebesar Rp 6.677 per lembar sahamnya. Melihat harga perusahaan yang berada di harga Rp 15.325 (9 Feb 2017) maka perusahaan di hargai cukup mahal saat ini.
Post a Comment