Selamat sore pembaca,
Gara-gara libur, sepertinya saya jadi bisa posting dua sekaligus hehe..
Oke, seperti yang saya cantukan di portofolio. Saya sempat menyimpan PT Bank Pembangunan Daerah Banten atau BEKS. Saya membeli saham ini bukan karena rumor atau analisis teknikal. Saya membeli tentu menggunakan analisis fundamental. Beginilah kira-kira pemaparan kenapa yang membeli saham BEKS.
Seperti yang kita tahu, sebelum berganti nama PT Bank Pembangunan Daerah Banten ini bernama PT Bank Pundi Indonesia Tbk. perusahaan memiliki rasio non-perfoming loan yang buruk, serta kinerja yang buruk pula. Lalu kenapa saya membeli? Pertama, saya tertarik dengan hak BPD Banten yang akan mengurus kas daerah serta dengan masuknya BPD Banten berarti segala kegiatan PNS seperti pemberian gaji serta penyaluran kredit akan melalui BPD.
Oke kenapa saya tertarik?
Jika berdasarkan sumber : http://koranbanten.com/januari-2017-gaji-pns-dikelola-bank-banten
Diberita itu disebutkan bahwa jumlah pegawai banten sebanyak 4343 pegawai. Kira-kira pegawai pemerintahan dengan range gaji pokok sebesar Rp 2.700.000 sampai Rp 3.100.000. Artinya jika semua pegawai tersebut tidak menarik gajinya BPD akan mengelola dana pihak ketiga sebesar Rp 11 miliar sampai Rp 13,43 miliar. Sayangnya kesalahan yang saya lakukan disini adalah tidak menghitung berapa porsi calon dana simpanan yang sudah saya hitung tersebut yaitu hanya 0,3% dari total dana pihak ketiga per September 2016.
Namun, hak BPD lainnya adalah mengelola kas daerah sayang kurang lebih sekitar Rp 2 triliun. Sehingga walaupun hitungan pertama saya miss, saya tertolong dengan hak yang satu ini.
Alasan yang kedua adalah, perusahaan melakukan efisiensi yang sangat baik dimulai dari pengurangan pegawai dan penutupan kantor cabang yang tidak produktif, sehingga tidak heran jika perusahaan telah mengalami arus kas yang positif pada Maret 2017 silam.
Setelah melihat kedua alasan tersebut, saya mencoba melirik di kolom aset perusahaan dan mencoba untuk mengestimasi apakah perusahaan mampu memperoleh laba di 2Q2017 seperti yang diharapkan oleh manajemen.
Jika melihat aset di 1Q17 teman-teman pasti akan kagum dengan pertumbuhan surat berharga dan pertumbuhan giro perusahaan yang telah bertumbuh sekitar 85%. Kredit perusahaan juga mulai bertumbuh dan memiliki sekitar Rp 3,3 triliun. Dengan asumsi bunga kredit 6,7% dan pertumbuhan beban operasi yang tetap saya berharap 2Q17 perusahaan telah mengalami keuntungan paling tidak sekitar Rp 5 miliar.
Dan mengharapkan kenaikan harga saham ketika perusahaan telah memperoleh keuntungan. Sayangnya, pada laporan keuangan 2Q17 perusahaan kembali mengalami kerugian yang lebih besar dibandingkan 1Q17. Saya akhirnya memutuskan untuk menjual pada kenaikan yang sementara di harga Rp 54 dan 53. dengan kerugian 1,43%. Disini saya belajar bahwa tidak ada salahnya untuk menunggu dan memberikan waktu bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Walaupun memiliki prospek yang baik, harga saham hanya akan naik jika adanya potensi arus kas dimasa depan.
Post a Comment